“Siapa mau jadi Ketua KPK?”
“Mau banget
atau mau aja?”
“Ciyus?
Miapa?”
Berbekal banyak wewenang dan otoritas membuat
banyak orang tergiur jabatan ini, termasuk saya, heheh, tercatat pada pemilihan tahun lalu, 206 orang
berniat untuk mewujudkan
kesejahteraan bangsa melalui pemberantasan korupsi dengan menjadi Ketua KPK. Meskipun terdengar keren, menjadi Ketua
KPK, bukanlah profesi yang gampang, bila tidak ingin dikatakan sulit. Tanggung
jawab yang sangat besar menanti di depan mata. Namun, saya rasa saya siap.
Hal ini karena di negara kita, korupsi telah terjadi di mana-mana,
dari mulai pengurusan akta kelahiran hingga kelak tanah kuburan, dari mulai
urusan pedagang kaki lima hingga promosi jabatan di pemerintahan.
Oleh karena itu, jikalau saya diberi kesempatan untuk menjadi ketua, saya merasa perlu mengambil langkah
strategis guna mencegah hal seperti ini membudidaya:
1.
Tindak
tegas koruptor, jangan ada lagi yang namanya pandang bulu, miris sekali ketika
kita tahu maling ayam dihukum penjara, sementara koruptor megaproyek bebas
melenggang.
2.
Lindungi
saksi dan korban.
3.
Buatlah
efek jera.
4.
Terakhir,
jika memang diperlukan, terapkan hukuman mati, ini sih masih opini, tapi ‘kan saya
ketuanya, hehehe, semoga DPR sependapat.
Panggilan hati, niat, dan motivasi
itu sangat penting karena itu menentukan berjalan apa tidak apa yang kita mau lakukan.
Di sini kita sama, kita benci korupsi, kita peduli KPK, dan kita cinta Indonesia.
Beberapa hari menjelang peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, 9 Desember 2012
nanti, saya berharap ini bukan hanya semangat sesaat saja. Semoga.
Monggo mampir :)
BalasHapushttp://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/775/Ahmad%20Said%20Baashen.html